Friday, June 27, 2008

Batalkan Kenaikan Harga BBM! Bubarkan Ahmadiyah!



Bandung – Jaringan Komunikasi Ummat (JKU), pada hari Rabu 25 Juni yang lalu, melakukan unjuk rasa menuntut pembubaran Ahmadiyah, nasionalisasi aset-aset bangsa yang dikuasai asing, dan pembatalan kenaikan harga BBM.

Unjuk rasa tersebut dimulai di PUSDAI Jabar pada pukul 10.00 WIB, kemudian diteruskan dengan long march menuju Gd. Sate.

Puluhan massa aksi berasal dari berbagai kelompok masyarakat, baik pemuda, mahasiswa, buruh, petani, guru, dan lainnya. Di gedung sate, sementara massa aksi lainnya melakukan orasi dan mensosialisasikan permasalahan-permasalahan tadi kepada masyarakat yang berada di Gd. Sate dan sekitarnya, perwakilan massa yang berjumlah 6 orang di terima Komisi E DPRD Jawa Barat, dan beraudiensi dengan para anggota Dewan tadi.

Menurut perwakilan massa, aksi tersebut dilatari oleh keresahan dan keprihatinan melihat kondisi bangsa hari ini. Harga BBM yang setinggi langit, tak terjangkau kalangan bawah, Ahmadiyah yang terkesan dipelihara dan diawetkan sebagai peluru kepentingan elit, aset-aset bangsa yang dikuasai asing, dan setumpuk masalah lain negeri ini.

Masalah Ahmadiyah misalnya, masih menurut perwakilan massa, jika pemerintah tidak tegas menyikapinya, maka akan terus bergulir bak bola panas yang suatu saat akan mengancam kesatuan ummat. SKB yang dikeluarkan pemerintah tidak tegas menindak atau membubarkan Ahmadiyah, terkesan bahwa pemerintah malah merawat biang konflik.

Komisi E DPRD Jawa Barat yang di wakili oleh H. Marwan dari fraksi Golkar dan Taqiudin dari fraksi PPP, menyatakan bahwa DPRD Jawa Barat sepakat dengan tuntutan para pengunjuk rasa, mereka juga menyatakan bahwa Ahmadiyah memang harus dibubarkan, masalahnya kemudian keputusan itu ada di Pemerintah Pusat, bukan di Daerah.

Perwakilan massa aksi JKU yang dipimpin oleh TB Syukri Rahman, S.Th.I

berdialog dengan perwakilan Komisi E DPRD Jawa Barat


Untuk menyikapi masalah tersebut, DPRD Jawa Barat sudah melayangkan surat kepada DPR yang salah satu point nya menuntut dibubarkannya Ahmadiyah. "kami sangat bertanggung jawab, saya hargai, saya dukung, bila perlu kita ke Jakarta, ini adalah tanggung jawab bersama, DPRD siap turun". Ujar Marwan meyakinkan.

Dialog tersebut menghasilkan beberapa kesepakatan, diantaranya akan ditindak lanjutinya aspirasi tersebut ke Pusat, dan kesiapan DPRD untuk turun kejalan berunjuk rasa bersama masyarakat menyampaikan aspirasinya.

Kita tunggu saja apakah benar para “wakil rakyat” ini benar-benar siap bersama memperjuangkan aspirasi ummat. Namun, bagi kita umat Islam, tentunya tidak cukup hanya menunggu para elit politik menepati janji mereka, kita harus terus bergerak memperjuangkan kepentingan-kepentingan ummat.

Setelah selesai beraudiensi dan melanjutkan orasi-orasi di depan pagar “gedung rakyat” yang dijaga ketat oleh aparat keamanan, massa Jaringan Komunikasi Ummat kemudian melanjutkan long march mereka kembali ke arah Gd. PUSDAI, yang kemudian ditutup di sana pada pukul 13:00 wib. Sepanjang jalan massa aksi JKU juga tidak henti-hentinya meneriakkan tuntutan mereka, “Batalkan Kenaikan Harga BBM! Nasionalisasi Aset-aset Bangsa! dan Bubarkan Ahmadiyah Pemecah-belah Ummat! (odn/rsp)



3 comments:

Anonymous said...

paska kenaikan BBM, aksi-aksi protes penolakan BBM sudah tidak di ekspos di media, dan bahkan yang ada di media itu aksi-aksi pembubaran ormas FPI DAN MMI,setealh adanya tragedi monas kemaren.perlu kita ketahui ini hanya permainan media saja, untuk mengalihkan isu bbm, ketidak becusan rezim hari ini.

Anonymous said...

jangan terpancing pengalihan issu,
cara ini sudah usang dan kuno,
jika kita masih terpancing,
kita bodoh lebih dari keledai.
issu kegagalan kebijakan, kenaikan BBM, carut marut banjir,lapindo dll,
masih butuh unjukrasa kita.
namun karena sudah ada yang dikorbankan(FPI&MMI) maka harus kita luruskan, bahwa kedua komunitas itu dikorbankan untuk kepentingan,kekuasaan.

Cakra said...

SUPPORT MUSLIM SOLIDARITY!
Lawan & Hancurkan Tirani!