Thursday, June 26, 2008

Lawan Imperialisme-Liberalisme Zionis-Kapitalis!






Bismillahirrahmanirrahim


Kurang dari satu abad yang lalu, selama ratusan tahun kekayaan negeri ini dijarah para penjajah. Banyak raja dan bangsawan yang seharusnya melindungi kedaulatan negeri ini justru menjadi kaki tangan penjajah, sementara rakyat hidup melarat. Hingga umat Islam yang dipimpin para ulama dan pemimpin umat bangkit melawan dan merebut kembali negeri ini dari cengkraman Kolonialis-Salibis Belanda.

Ironisnya, setapak demi setapak tanah air yang dulu diperjuangkan dengan darah para ulama dan pengorbanan para syuhada kini digadaikan kembali, tambang-tambang dan BUMN-BUMN yang seharusnya dikuasai negara untuk sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat kini diobral dengan harga yang murah kepada para penjajah.

Keputusan negara untuk menaikkan harga BBM baru-baru ini tidak ada hubungannya dengan kenaikan harga minyak dunia, karena “kebijakan” yang sama sekali tidak bijak ini dilakukan hanya untuk melancarkan kepentingan kapitalis asing yang ingin menguasai sektor hilir migas Indonesia, setelah mereka berhasil menguasai tambang-tambang dan ladang eksplorasi minyak (sektor hulu migas) kita. Makar atas rakyat Indonesia ini telah direncanakan sejak bertahun-tahun yang lalu (sebagaimana diisyaratkan oleh Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro dalam salah satu surat kabar nasional, 14 Mei 2003).

Jika pada saat berhadapan dengan rakyat negara begitu angkuh dan keras, sikap ini berubah total ketika mereka berhadapan dengan tangan-tangan imperialis – IMF, WTO dan lembaga-lembaga lainnya, VOC-VOC baru yang memaksakan kehendak mereka untuk meliberalisasi – tidak hanya tata ekonomi kita, tetapi juga bahkan tata kehidupan kita seluruhnya, agar kita semakin kehilangan diri kita dan mereka semakin berkuasa.

Negara tampak begitu tegas terhadap aliran-aliran sempalan yang meresahkan masyarakat seperti kelompok Lia Eden dan Ahmad Mosadeq, sesaat kelompok-kelompok ini difatwakan sesat oleh MUI dan dilaporkan oleh masyarakat. Sayangnya, ketegasan yang diharapkan setelah MUI menyatakan juga fatwa yang sama terhadap Pluralisme dan Ahmadiyah tidak kita temukan, karena negara ternyata lebih tunduk kepada kepentingan Asing – terutama pemerintah Amerika Serikat yang merupakan kepanjangan tangan kaum fasis zionis – yang memang memelihara dan mengembang-biakkan kelompok-kelompok tadi untuk terus menimbulkan keresahan dan perpecahan di tengah umat Islam yang memang sadar akan bahaya dan menolak keberadaan antek-antek penjajah ini.

Demi tegaknya persatuan ummat dan kedaulatan rakyat, kami Jaringan Komunikasi Ummat (JKU) menyatakan:

1. Bubarkan Ahmadiyah: Antek Penjajah – Pemecah-belah!

2. Nasionalisasi aset-aset bangsa yang dikuasai Asing!

3. Batalkan kenaikan harga BBM!


Lawan Imperialisme-Liberalisme Zionis-Kapitalis!


Bandung, 25 Juni 2008

Jaringan Komunikasi Umat

Sekjen

TB. Syukri Rohman, S.Th.I











1 comment:

Anonymous said...

mudah2an, ini amal/aksi komunitas JKU,untuk mempertanggung jawaban ,nikmat hidup yang Alloh swt, berikan pada kita.