Sunday, May 21, 2006

Pornografi-Porno Aksi = Budaya Bangsa Biadab

Sejarah manusia yang tersurat dalam al-Qur'an, selalu tak lepas dari pembahasan nilai budaya. Kaitan budaya ini tak lepas – dalam istilah al-Qur'an, dari akhlak. Adalah buta sejarah apabila kita menyebut pornografi dan pornoaksi sebagai budaya di zaman modern. Tak sedikit literatur, catatan serta segala sesuatu yang bisa dijadikan sebagai bukti sejarah bahwa pornoaksi dan pornografi adalah kebiasaan ummat manusia yang tidak beradab. Salah besar apabila memandang persoalan ini hanya sebagai fenomena sosial yang lepas dari sejarahnya. Juga tak bisa dilepaskan begitu saja dari pandangan kita terhadap kondisi politik dan ekonomi. Sungguh tidak adil bila kita melihat tuntutan UU Pornografi dan Pornoaksi sebagai aksi sepihak dan bertendensi penyeragaman budaya. Padahal dalam persoalan politik dan ekonomi kita selalu menunjuk bangsa-bangsa Barat sebagai aktor dari semua penindasan bangsa-bangsa timur dan afrika.

Benturan budaya yang telah dimulai semenjak Barat menguasai tatanan politik dan ekonomi tiap negara pasti juga mengagendakan perubahan budaya yang seiring dengan kepentingan politik-ekonomi mereka. Paket ini bukan sesuatu yang asing bagi bangsa-bangsa yang mengalami penjajahan oleh bangsa Barat. Westernisasi telah diketahui dan diakui sebagai keniscayaan dari penguasaan dan penjajahan Barat terhadap bangsa-bangsa. Demikian tatanan yang telah dibentuk, bahwa bangsa-bangsa timur dan afrika adalah objek dari segala kepentingan Barat. Baratlah yang telah melakukan penyeragaman dan penindasan terhadap masyarakat dunia.

Sangat ironis apabila menanggapi persoalan pornografi dan pornoaksi ini sebagai kemajuan jaman dan di-justifikasi pluralism atau kerukunan hidup beragama. Sebaliknya, menuduh kelompok yang menuntut disegerakan disahkannya RUU APP sebagai kelompok yang anti kemajuan, radikal dan anti dialog. Terlebih bila pernyataan tersebut dikeluarkan oleh tokoh Ummat Islam.

Bukan sebuah kebetulan bahwa Islam telah menjadi lawan ideologis Barat baik di belahan dunia timur maupun afrika. Sepanjang abad ini telah kita ketahui bahwa Ummat Islamlah yang selalu menjadi halangan dan rintangan bagi kepentingan Barat. Baik politik, ekonomi maupun budaya. Padahal tidak terbukti Ummat Islam melakukan hal yang sama terhadap Ummat lainnya yang berada dibawah naungan konstitusinya.

Maka dari paparan di atas, kami menyatakan sikap;

  1. Segera sahkan RUU APP!
  2. Segera bentuk dewan yang meng-counter isu-isu dan segala bentuk kepentingan Barat.
  3. Segera bentuk solidaritas persatuan dan kesatuan Ummat Islam sebagai sikap dari permusuhan Kaum Yahudi dan Nasharni terhadap Islam.

Wassalamu'alaikum warahmatulLahiwabarakatuh.

Bandung, 09 Mei 2006

Koordinator KORDA I LMI Bandung Timur,

DEDE RAMDHANI

No comments: